MANAJEMEN
TEMPAT PENGAJIAN AL-QUR’AN  (TPA) INTI





GAMPONG
KECAMATAN  
KABUPATEN NAGAN RAYA







MANAJEMEN TPA INTI



TPA Inti  adalah :
  • TPA inti adalah Tempat Pengajian Al-Qur’an
  • TPA Inti adalah tempat beraktivitas membaca,menghafal Al-Quran, mengamalkan, dan membudayakan nilai-nilai Al-Qur’an dalam sikap hidup sehari-hari berbasis hunian, lingkungan, dan komunitas Masyarakat.
  • TPA inti adalah embrio dan gerbang membangun masyarakat dengan dakwah Al-Qur’an untuk mencapai terwujudnya masyarakat madani yang punya nilai-nilai keislaman dalam wujud perilaku kehidupan.
  • TPA inti adalah agen perubahan masyarakat.
  • TPA inti adalah sarana untuk membangun kemandirian masyarakat.
  • TPA inti bukan lembaga pendidikan pesantren.
Visi dan Misi TPA Inti
Visi:
  • Membangun masyarakat madani berbasis Pribadi Qur’ani untuk kemandirian ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan bertumpu pada sumberdaya lokal yang berorientasi pada pemuliaan Al-Qur’an.

Misi:
  • Mencetak Para Santri untuk dekat dengan Al Qur an
  • Mencetak para Penghafal Al-Qur’an
  • Mendakwahkan Nilai dan Prinsip Al Qur an
Manhaj yang berisi prinsip dan nilai-nilai yang menjadi panduan setiap insan TPA inti dalam mengembangkan dakwah Al-Qur’an di tengah masyarakat untuk menuju peradaban Qur’ani.
Prinsip Dan Nilai-Nilai adalah:
  1. Iqoomatul waajib waihyaaussunnah (mendirikan yang wajib dan menghidupkan yang sunnah).
  2. Sholat fardhu berjamaah pada awal waktu beserta shalat Qabliyah-Ba’diyah-nya,
  3. Tilaawatul Qur’an, hifdzuhu, fahmuhu, wal ’amalu bihi (membaca Al Qur’an, menghafalkan, memahami, dan mengamalkannya).
  4. Qiyamul Lail, Sholat Dhuhaa, Puasa Sunnah, Dzikir dan Sholawat.
  5. Zakat dan Sedekah.
  6. Atta’allum watta’liim (belajar dan mengajar).
  7. Addu’aa wal istid’aa (berdo’a dan minta dido’akan)
  8. Al-ikhlaas, as-shobru, as-syukru warridha (ikhlas, sabar, syukur dan ridha).
TPA inti bertujuan :
  • Mencetak generasi Pembaca Al Qur ‘an, penghafal Al-Qur’an yang mampu menghafal dan memahami Al-Qur’an.
  • TPA inti sebagai sarana penggerak di tengah masyarakat dalam pelaksanaan ibadah yang wajib dan sunnah yang terangkum dalam Prinsip dan Nilai-Nilai Al Qur’an.
Syarat minimal TPA inti:
  • Adanya kepengurusan.
  • Adanya santri yang belajar.
  • Adanya tempat pembelajaran.
  • Adanya kegiatan belajar mengajar.
  • Adanya sarana dan prasana.
Syarat Kelembagaan
  • Ada surat penunjukkan dari Pemerintah Gampong  
  • Ada tempat untuk KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
  • Status  tempat tidak bermasalah .
  • Mampu menampung sekitar kurang lebih 15 santri.
  • Tidak bermasalah dengan lingkungan sekitar.
  • Adanya jaminan secara sosial bahwa tempat tersebut dapat dipergunakan untuk TPA Inti
Prinsip Program
TPA inti dalam melaksanakan aktivitasnya bersifat independen dan tidak berpihak pada kepentingan politik, TPA inti ada untuk semua golongan dengan kepentingan dakwah Al-Qur’an.
Sasaran Program
Masyarakat muslim yang meliputi anak-anak termasuk balita, remaja, dewasa maupun orang tua baik laki-laki maupun perempuan yang tinggal di Gampong .
1. Komunitas
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan masyarakat, pedesaan, perkotaan, perumahan yang di dalamnya terdapat TPA/TPQ.
2. Masjid
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan masjid yang di dalamnya terdapat TPA/TPQ.
3. Sekolah/Madrasah
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan sekolah/madrasah,SMP/MTsN dan SLTA/MA baik formal ataupun informal.
4. Mahasiswa
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan perguruan tinggi/untiversitas.
5. Perusahaan/instansi
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan perusahaan/instansi.
5. Swasta
Aktivitas TPA inti berada di tengah lingkungan Swasta

Komponen Program
1. Masyarakat
Sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan baik golongan mampu atau tidak mampu yang tinggal di dalam Desa yang memiliki tujuan sama untuk memuliakan Al-Qur’an dan mengamalkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari.
Sarana dan Prasarana
  • Sarana adalah tempat, ruang belajar, dan lingkungan yang kondusif.
  • Prasarana adalah alat penunjang pendidikan Tilaawatul Qur’an dan Tahfidzul Qur’an meliputi perlengkapan belajar.
Pengasuh atau Ustadz/Ustadzah
Pengasuh TPA inti  adalah assatidz pribumi atau dari luar yang ditempatkan oleh TPA inti.
Ustadz/Ustadzah adalah seseorang yang memiliki kompetensi untuk mengajarkan pelajaran agama Islam. Asaatidz TPA inti adalah beberapa orang yang ditunjuk TPA inti untuk menjadi pengajar, dengan kriteria memiliki Paham Tentang Al Qur’an dan hafalan  Minimal 1 juz bagi Guru Tahfizh, memahami manajemen TPA inti, dan wawasan Dirosah Islamiyah (Mempelajari Islam).

Kriteria Asatidz Rumah Tahfidz:
  • Diutamakan Hafizh Al Qur’an(Penjaga Al Qur an) dengan Tilawah Sendirian lebih kurang 1 Juz/Hari baik Laki maupun Perempuan dan Penginapan disediakan bagi yang Jauh.
  • Diutamakan hafal lebih kurang / Minimal 1 juz untuk ustadz yang mukim / Luar Mukim dan lolos seleksi oleh Dewan TPA Inti
  • Komunikatif dan mampu memberikan pengajaran tahfidz.
  • Tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
  • Melakukan peran community development / Pembangunan Komunitas kepada masyarakat sekitar TPA Inti
Santri
Santri TPA inti adalah individu yang belajar Tilaawatul Qur’an(Bacaan Al Qur an), hifdzuhu(Mengahafal), fahmuhu(Memahami), wal ’amalu bihi (dan mengamalkannya) Al Qur’an.
Kriteria Santri TPA inti:
  • Sudah Bisa membaca Al-Qur’an
  • Mempunyai keinginan yang kuat untuk mengaji dan menghafal Al-Qur’an.
  • Santri diprioritaskan untuk masyarakat Gampong
  • Berakhlaq mulia dan siap untuk dibina.
Kategori Santri TPA Inti
  • Santri Non Mukim adalah santri TPA inti yang tidak tinggal dan menetap di asrama TPA inti dengan target Bacaan 1 tahun Maksimal Fashih dan beriringan hafalan selama 2 tahun Pertama Minimal 2 Juz.
Pendidikan santri
  • Santri TPA inti tidak disediakan Sekolah Formal dalam TPA Inti
  • Santri TPA inti disediakan waktu belajar diluar waktu sekolah Formal

Kategori  TPA Inti
  • TPA inti yang didirikan dan dibiayai sepenuhnya oleh Pemerintah Gampong ………..Kecamatan ……….  Kabupaten Nagan Raya pada Tanggal 01 Januari 2016 dan Biaya bersumber dari APBN melalui Dana Desa (DD). Dalam Pelaksanaan Program TPA inti dibantu oleh Swadaya Masyarakat baik SDM maupun SDA.


Jenis Program yang diprioritaskan  

No


Program
1.
Tahfidz / Menghafal
2.
Tilawah / Bacaan
3.
Fahmil  / Memahami





Referensi

1.      Ikadi (Ikatan Dai Indonesia) Nagan Raya  




1. Program Tahfidz / Menghafal

Program Tahfidz merupakan salah satu program unggulan yang berada dalam naungan Pecinta Qur`an, program ini menjadi wadah bagi Satriwan dan Santriwati, pekerja bahkan ibu rumah tangga untuk menghafalkan Al Qur`an.

 KUALIFIKASI GURU
  1. Mempunyai hafalan lebih dari 1 Juz
  2. Menguasai metode pembelajaran tahfidz
  3. Mengusai ilmu tajwid & gharib, baik teori ataupun praktek
  4. Mempunyai skiil komunikasi yang baik
  5. Mempunyai wawasan keislaman yang baik

TEMPAT BELAJAR
Untuk menunjang kegiatan agar Pengurus lebih efektif, kelas  terpisah untuk Tahfizh, disesuaikan oleh petugas.

KLASIFIKASI KELAS
Kelas tahfidz di bagi menjadi 3 level yaitu :
1.      Level 1
Tahfidz  leve1 ketika sudah menduduki level 2 di program tilawah dan sudah mampu membaca
-          At Tartil artinya membaca Alquran dengan pelan dan tenang.

2.      Level 2
Tahfidz Level 2 ketika sudah menduduki level 3 di program tilawah dan sudah mampu membaca
-          At Tadwir Tingkatan ini berada pada pertengahan antara tartil dan hadr.



3.      Level 3
Tahfidz Level 3 ketika sudah menduduki level 3 di program tilawah dan sudah mampu membaca
-          Al Hadr adalah tingkatan membaca Alquran yang paling cepat dan Al Hadr biasanya dipakai oleh mereka yang sudah menghafal Alquran
-          Level 3 ini adalah level yang paling tinggi seluruh umur



KURIKULUM
Program tahfidz menerapkan silabus pembelajaran, sistem ini bertujuan untuk memacu siswa dalam menyelesaikan target hafalan dalam 3 periode, penerapan silabus dikhususkan bagi siswa tahfidz  Minimal Juz 30, 29 dan 28.
Sebagai bahan evaluasi dari program tersebut  diadakan kegiatan yang meliputi :
  1. TES BACA, sebagai evaluasi bagi siswa yg sudah menyetorkan hafalan baru 2 baris/hari
  2. TES AYAT, sebagai follow up dari hasil evaluasi tes baca yang sudah mencapai 3 halaman / Hari
  3. UJIAN AKHIR PERIODE, dilaksanakan per- 3 bulan sekali, materi yang di ujikan adalah seluruh hafalan yang sudah disetorkan. Ujian ini berbentuk ujian lisan dengan 4 pertanyaan yang menitik beratkan pada 4 aspek penilaian yaitu : tajwid, fashahah, ketepatan & kelancaran
  4. WISUDA, dilaksanakan setiap 1 Tahun sekali, kegiatan ini merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam menyelesaikan hafalan 1-3 juz.

METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran menggunakan metode klasikal dan tasmi’ bagi siswa yang sudah mempunyai hafalan dengan menerapkan 5 langkah Pokok Utama pembelajaran :

  1. Pembukaan
  2. Murojaah / Ulangan
  3. Menghafal
  4. Setoran
  5. Evaluasi
  6. Penutup


  TEKNIK DAN PERSIAPAN
1.       lkhlaskan niat dan bersabar
2.      Jangan lupa baca bismillah dulu
3.      Berdoa kepada Allah swt untuk dimudahkan Mengahafal 
4.      Bersih dari hadas kecil dan besar
5.      Sebaiknya menghadap kiblat
6.      Memakai pakaian rapi yang bersih dan menutup aurat
7.      Jangan banyak berkata dan ketawa ketika membaca dan menghafal
8.      Memberikan perhatian sepenuhnya
9.      Jangan membaca ketika mengantuk atau menguap
10.   Berhenti membaca ketika ingin buang angin
11.  Salat dua rakaat sebelum memulai

SEBELUM MENGHAFAL
1.      Mempunyai azam dan minat untuk menghafal
2.      Memilih waktu yang sesuai untuk menghafal di rumah
3.      Memilih tempat yang sesuai untuk menghafal di luar TPA
4.      Berada dalam keadaan tenang
5.      Tenangkan pikiran sebelum menghafal
6.      Pilih sebuah jenis mushaf dan jangan ubah dengan jenis mushaf lain
7.      Beristighfar, membaca selawat dan doa sebelum mulai menghafal

TEKNIK-TEKNIK MENGHAFAL
A.    Teknik Mengulang
1.      Membaca ayat pertama 10 kali
2.      Membaca ayat kedua 10 kali
3.      Membaca ayat ketiga 10 kali
4.      Membaca ayat keempat 10 kali
5.      Membaca ayat  1 sampai 4 untuk menggabungkan  berjumlah 10 kali
6.      Sebelum menghafal ayat baru seterusnya, harus diulang bagian yang sebelumnya supaya kuat.

B.     Teknik “Chunking” (potongan-potongan)
1.      Mengelompokan ayat yang panjang dalam beberapa bagian yang memang sesuai mengikuti arahan guru ataw ustadz, jika belajar bersama mereka.
2.      Mengelompokan awal surat pada beberapa bagian (2 atau 3 bagian) yang sesuai
3.      Mengelompokan surat dalam beberapa bagian, contohnya mengikut  cerita/kisah
4.      Mengelompokan juz kepada beberapa bagian mengikut surah, hizib, rubu’, cerita dan sebagainya
5.      Mengelompokkan kelompok surah, setiap 10 juz dan sebagainya (ini bagi yang hafalan sudah banyak)
C.     Teknik Menghafal Dengan Teman
1.      Pilih seorang teman yang sama-sama berminat
2.      Orang pertama membaca dan disimak oleh orang kedua
3.      Orang kedua membaca dan disimak oleh orang pertarna
4.      Saling menyebut ayat antara satu sama lain
D.    Teknik Mendengar Kaset/CD
1.      Pilih seorang qari yang baik bagi seluruh Alquran atau beberapa qari bagi surah-surah tertentu
2.      Sebelum mulai menghafal, dengar bacaan ayat-ayat yang ingin dihafal beberapa kali
3.      Amati cara, lagu dan tempat berhenti bacaan qari tersebut sehingga terpahat di pikiran
4.      Mulai menghafal ayat-ayat tersebut dengan cara dan gaya qari tersebut
5.       Senantiasa mendengar kaset/CD bacaan Alquran dan kurangi atau tinggalkan mendengerkan lagu-lagu kerana akan mengganggu penghafalan
E.     Teknik Merekam
1.      Rekam bacaan kita di dalam kaset dan dengarkan lagi untuk memastikan bacaan dan hafalan yang betul
2.      Bagi kanak-kanak, rekam bacaan ibu-bapa atau guru kemudian diikuti oleh bacaan kanak-kanak tersebut
3.      Minta kanak-kanak tersebut mendengar kembali rekaman tersebut beberapa kali hingga menghafalnya


F.      Teknik Menulis
1.      Tulis kembali surat yang telah dihafal. Kemudian cek lagi dengan mushaf.
2.      Menulis setiap ayat pertama awal surat, atau setiap rubu’, atau setiap juz, atau setiap surah dalam sehelai kertas.

MEMELIHARA HAFALAN
1.      Jauhi maksiat mata, maksiat telinga dan maksiat hati
2.      Banyak berdoa, terutama waktu mustajab doa seperti ketika berbuka puasa, ketika dalam perjalanan, selepas azan dan lain-lain lagi
3.      Menetapkan kadar bacaan setiap hari, contohnya, selembar, setengah juz, 1 juz dan sebagainya
4.      Membaca pada waktu pagi dan mengulangnya pada waktu malam
5.      Jangan membaca ketika sedang bosan, marah atau ngantuk
6.      Menulis setiap ayat yang mutasyabih


2. Program Tilawah (Bacaan)

Program Tilawah merupakan salah satu program yang berada dalam naungan TPA Inti program ini menjadi wadah bagi Satriwan dan Santriwat untuk membaca Al Qur`an dengan Fashih (Lancar, Bersih dan Baik Lafalnya)

 KUALIFIKASI GURU
  1. Mempunyai Bacaan yang Baik/Benar
  2. Menguasai metode pembelajaran Tilawah
  3. Mengusai ilmu tajwid & gharib, baik teori ataupun praktek
  4. Mempunyai skiil komunikasi yang baik
  5. Mempunyai wawasan keislaman yang baik

TEMPAT BELAJAR
Untuk menunjang kegiatan agar Pengurus lebih efektif, kelas Tilawah terpisah dengan yang lain,
Sesuai Jadwal yang ditentukan oleh Petugas.

KLASIFIKASI KELAS
Kelas Tilawah di bagi menjadi 3 level yaitu :
-          At Tahqiq merupakan tingkatan yang paling lambat dan perlahan-lahan.
2.      Tilawah Level 2
-          At Tartil artinya membaca Alquran dengan pelan dan tenang.
-          At Tadwir Tingkatan ini berada pada pertengahan antara tartil dan hadr.
3.      Tilawah Level 3
-          Al Hadr adalah tingkatan membaca Alquran yang paling cepat dan Al Hadr biasanya dipakai oleh mereka yang sudah menghafal Alquran




Keterangan Level

Ada empat tingkatan dalam membaca Alquran (marotibul qiroah) yang disepakati oleh para ahli tajwid, yaitu:
1. At Tahqiq
At Tahqiq merupakan tingkatan yang paling lambat dan perlahan-lahan. Tempo ini biasanya digunakan bagi mereka yang sedang belajar membaca Alquran agar dapat melafadzkan huruf beserta sifat-sifatnya dengan tepat.
2. At Tartil
At Tartil artinya membaca Alquran dengan pelan dan tenang. Setiap huruf diucapkan satu persatu dengan jelas dan tepat menurut makhraj dan sifat-sifatnya, terpelihara ukuran panjang pendeknya, dan berusaha untuk mengerti maknanya. Membaca dengan tartil lebih baik dan diutamakan.
2. At Tadwir
Tingkatan ini berada pada pertengahan antara tartil dan hadr. Bacaan at tadwir ini dikenal dengan bacaan sedang, tidak terlalu cepat tetapi juga tidak terlalu pelan. 
4. Al Hadr 
Al Hadr adalah tingkatan membaca Alquran yang paling cepat. Tingkatan ini menggunakan ukuran terpendek dalam batas peraturan tajwid, tapi tetap tidak keluar dari patokan yang ada. Al Hadr biasanya dipakai oleh mereka yang sudah menghafal Alquran agar dapat mengulang hafalan dalam tempo singkat.
Dari keempat tingkatan tersebut, jumhur ulama berpendapat bahwa membaca dengan tartil adalah yang paling diutamakan. Allah berfirman dalam surah Al Muzammil ayat 4, "Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil."
Tujuan membaca Alquran selain untuk ibadah, juga untuk ditadabburi, diresapi maknanya, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Membaca dengan tartil merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, yang terpenting dari keempat tingkatan tersebut tetaplah pada ketepatan tajwid. 






KURIKULUM
Program Tilawah menerapkan silabus pembelajaran, sistem ini bertujuan untuk memacu siswa dalam menyelesaikan target Bacaan Jernih dalam 1 periode, penerapan silabus dikhususkan bagi siswa Bacaan Dasar At Tahqiq (Perlahann-Lahan).
Sebagai bahan evaluasi dari program tersebut  diadakan kegiatan yang meliputi :
  1. TES BACA, sebagai evaluasi bagi siswa yg sudah bisa baca Al Qur an
  2. TES AYAT, sebagai follow up dari hasil evaluasi tes baca sampai 1 Halaman 15 Menit
  3. UJIAN AKHIR PERIODE, dilaksanakan per- 3 bulan sekali, materi yang di ujikan adalah seluruh Bacaan yang sudah dibaca. Ujian ini berbentuk ujian lisan yang menitik beratkan pada kelancaran dan Baik Lafalnya
  4. WISUDA, dilaksanakan setiap 1 Tahun sekali, kegiatan ini merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam menyelesaikan Bacaan dengan Fashih (Lancar, Bersih dan Baik Lafalnya)

METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran menggunakan metode dasar bagi siswa tahap bacaan yang mempunyai bacaan dari perlahan – lahan sampai dengan Lancar.
  1. Pembukaan
  2. Bacaan
  3. Evaluasi
  4. Penutup


3. Program Tambahan
Muhadharah
Muhadharah adalah suatu bentuk dakwah dengan lisan, ilmu yang membahas teori dakwah dalam bentuk muhadharah itu disebut retorika dakwah. Sementara itu, retorika sudah dikenal orang sebagai ilmu yang membahas tentang teori “Public Speaking” atau “Speech” (pidato) dan dalam istilah bahasa arab, retorika itu disebut “fannul khitobah”. 

Kecakapan berbahasa merupakan bagian penting dalam muhadhoroh atau yang lebih umum dikenal dengan istilah berpidato. Di dalam masyarakat, umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh yang memiliki kepandaian berbicara. Menguasai kemampuan berpidato menjadi alasan utama keberhasilan orang-orang terkenal di dalam sejarah dunia.

Public speaking atau berbicara di depan umum bagi sebagian orang merupakan hal yang berat dan sukar, bahkan jika perlu dihindari. Orang merasa tidak percaya diri saat harus tampil di depan umum. Ia merasa bahwa dirinya tidak lanyak dan tidak punya kemampuan yang cukup. Ada juga yang beranggapan bahwa public speaking bukanlah bagian dari jalan hidupnya, biarlah orang lain yan memang berbakat untuk menjadi pembicara yang melakukannya.

Kemampuan untuk berbicara di depan umum dapat di umpamakan dengan naik sepedah. Public speaking atau berbicara depan umum tidaklah membutuhkan bakat khusus. Latihan yang teraturlah dan tekunlah yang akan menjadikan kita cakap berbicara itu


Metode Pelaksanaan Muhadharah :
  1. Peserta disatukan dalam ruangan kemudian satu orang menyampaikan dan yang lain menjadi pendengar.
  2. Dalam pelaksanaan adanya Protokol, Penyampaian Materi, Pembaca Al qur an Pembukaan dan Pembaca Doa Penutupan.

Musabaqah Fahmil Al-Qur’an
  1. Musabaqah Fahmil Qur’an adalah jenis lomba pemahaman atau pendalaman Al-Qur’an dengan penekanan pada pengungkapan ilmu Al-Qur’an dan pemahaman kandungan ayat dalam bentuk cerdas cermat.
  2. Peserta beregu (dua atau tiga orang) yang salah seorang dari regu sebagai juru bicara.
  3. Musabaqah dilakukan dengan menampilkan minimal tiga regu, dengan sistem gugur dalam babak penyisihan, semi final, dan final.

Musabaqah Syarhil Al-Qur’an
  1. Musabaqah Syarhil Qur’an adalah bidang musabaqah yang mengungkapkan isi kandungan Al-Qur’an dengan cara menampilkan bacaan, puitisasi/terjemah dan uraian yang menunjukan kesatuan yang serasi.
  2. Peserta terdiri atas tiga orang (boleh laki-laki semua atau perempuan semua atau campuran), seorang pembaca ayat, seorang pembaca terjemah/puitisasi, dan seorang pengungkap isi kandungan Al-Qur’an.
  3. Materi musabaqah adalah berbagai topik yang memiliki landasan ayat-ayat Al-Qur’an yang terdiri atas aqidah, ibadah, akhlak, kemasyarakatan/muamalah, dan lainnya.
  4. Tahapan Musabaqah

KEGIATAN IDHOFIYAH (TAMBAHAN) LAINNYA
  1. MHQ (Musabaqah Hifdzil Qur’an, dilaksanakan 2 tahun sekali dalam rangka memotivasi siswa untuk melancarkan hafalannya selain juga sebagai bentuk syiar qur`ani)
  2. Kajian Kitab Riadhus Shalihin, menitik beratkan pada hadits-hadits motivasi dalam belajar & menghafal Al-qur`an, dilaksanakan setiap pekan sekali.








Komentar

Postingan populer dari blog ini